21 March 2022 - Oleh Fr. Lambertus Sie SVD S.Fil
Kategori : INFO KAMPUS
Raih IPK Tertinggi, 20 Mahasiswa Unwira ini Dapat Penghargaan
Sebanyak 20
orang mahasiswa Unwira yang merupakan peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Tertinggi dari 20 Program Studi jenjang Sarjana (S1) mendapat penghargaan dan
apresiasi dari Universitas saat wisuda Sarjana Angkatan LXV dan Pascasarjana
Angkatan XXXVII
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Sabtu 19 Maret 2022.
![](https://i.imgur.com/Mg1lnB8.jpg)
Mahasiswa/i
peraih IPK tertinggi berpose bersama Rektor Unwira P. Dr. Philipus Tule, SVD
dan para Dekan
Untuk diketahui,
sekarang, Unwira memiliki 7 Fakultas dan 21 Program Studi. Ada 20 Program Studi
jenjang Sarjana (S1) dan 1 Program Studi jenjang Pascasarjana (S2). (1).
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, meliputi Prodi Pendidikan Musik,
Bimbingan dan Konseling, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Fisika,
Pendidikan Kimia, Pendidikan Biologi, Pendidikan Matematika. (2). Fakultas
Teknik, meliputi Prodi Teknik Arsitektur, Teknik Sipil, Ilmu Komputer. (3).
Fakultas Ekonomika dan Bisnis, meliputi Prodi Manajemen, Ekonomi Pembangunan,
Akuntansi, Prodi Magister Manajemen. (4). Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
meliputi Prodi Administrasi Publik, Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Komunikasi. (5).
Fakultas Hukum, meliputi Prodi Ilmu Hukum. (6). Fakultas MIPA, meliputi Prodi
Biologi dan Kimia. (7). Fakultas Filsafat, meliputi Prodi Filsafat. Jadi, mahasiswa Program Studi Magister
Manajemen tidak terjaring untuk masuk sebagai mahasiswa berprestasi dengan IPK
Tertinggi. Atau dengan kata lain, ini hanya berlaku untuk para calon Sarjana
Unwira.
20 mahasiswa/i
tersebut menjadi utusan setiap Program Studi yang telah berjuang keras selama
3, 5 atau 7 semester dan berhasil meraih IPK Tertinggi. Prestasi yang
membanggakan dan harus dipertahankan. Atas prestasi yang membanggakan ini,
mereka berhak mendapat penghargaan dalam bentuk sertifikat dan uang tunai
sebesar Rp1.000.000.
Kristiani
Adventya Melani Ragat, salah seorang peraih IPK Tertinggi dari Program Studi Ilmu
Komunikasi mengaku, meraih IPK tertinggi bukan semata-mata karena ambisi,
tetapi memang suka dengan pendidikan sejak belia. Pencapaian yang membanggakan
ini, bukan didasari ambisi, melainkan karena sudah menyukai pendidikan sejak
kecil. Itu sudah jadi kebiasaan. Saya lebih nyaman dalam menempuh pendidikan
dan bersaing dengan sehat, ungkap Kristiani Ragat.
Bagi Tia Ragat,
demikian ia biasa disapa, IPK juga penting saat melamar kerja atau saat aktif
di dunia kerja. Harus diingat bahwa IPK juga menjadi salah satu kriteria di
dunia kerja secara administratif, tegas Tia yang banyak kali meraih prestasi
dalam ajang perlombaan, baik lokal maupun nasional.
Ketika ditanya
tentang metode belajar hingga meraih IPK tertinggi, Tia Ragat membagikannya
dengan penuh bangga. Metode belajar yang biasa dipakai Tia Ragat selama studi
ialah sebagai berikut, pertama, buat notes tentang wawasan baru di handphone
atau jurnal pribadi. Selain itu, sering membaca buku dan berita, berkumpul dan
berdiskusi dengan orang-orang yang lebih ahli agar wawasan lebih terbuka, baik hard
skill maupun soft skill. Kedua, pandai membagi waktu. Menurut
Tia, membagi waktu itu penting. Ada waktu untuk diri sendiri dan ada waktu
untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Berkenaan dengan itu, Tia
menekankan pentingnya keikutsertaan secara aktif dalam setiap proses kuliah. Saya
maksimalkan kehadiran di Kampus, terlibat aktif di ruang kuliah dan memberi
kontribusi berarti sebagai mahasiswa, katanya. Ketiga, metode dan
strategi berikutnya ialah banyak ikut lomba dan kegiatan-kegiatan yang
berfaedah. Dalam keikutsertaan saya sebagai peserta lomba, saya bisa dikenal
dan mengenal banyak orang baru. Dan dengan demikian, para dosen, pegawai dan
teman-teman mahasiswa di lingkup Program Studi dapat cepat mengenal kita,
pungkas Tia.
Tia Ragat
memiliki pesan tersendiri untuk seluruh mahasiswa Unwira khusus mahasiswa di
Prodi Ilmu Komunikasi. Jalani dan ikuti setiap alur dan proses di Prodi karena
dengan mencintai apa yang dijalani sekarang, semuanya akan terasa nyaman dan
berjalan mudah apalagi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan
rumpun ilmu, pesan Tia.
Sebagai
mahasiswa, lanjut Tia, kita jangan hanya memegang konsep apa yang Kampus
berikan untuk kita, tetapi tanyakan juga kepada diri sendiri apa yang sanggup
diberikan untuk Kampus.
Peraih IPK
Tertinggi lainnya, Edigius Banu dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, mengaku
tidak pernah membayangkan bahwa dirinya bisa memperoleh IPK tertinggi. Namun,
ia juga merasa senang dan bahagia. Saya amat senang, bangga dan bahagia bisa
meraih IPK tertinggi dari Prodi BK. Saya menyadari bahwa memang selama ini juga
saya rajin ikut kuliah dan tekun belajar, ungkap Edigius dengan penuh bangga.
Ada pun metode
belajar yang dipakai Egi Banu, begitu ia sering disapa, selama ini adalah rajin
belajar, rajin mengerjakan tugas dan mengumpulkan tugas tepat waktu. Selain
itu, Egi mengulang kembali materi yang sudah didapat dan berusaha untuk
memiliki buku-buku referensi terkait tema Bimbingan dan Konseling. Egi memiliki
pesan penting untuk dirinya sendiri dan teman-temannya. Saya berjuang untuk
belajar lebih rajin, mempertahankan metode belajar yang sudah ada dan berusaha
lebih baik lagi serta tetap rendah hati. Pesan untuk teman-teman: mari terus
tekun belajar dan giat mengembangkan potensi yang ada di dalam diri kita
masing-masing, pesan Egi.
Hal yang sama
diungkapkan Eva Susanti, peraih IPK Tertinggi dari Program Studi Pendidikan
Musik. Mendapat IPK tertinggi merupakan suatu kebanggaan bagi saya, apalagi
hanya saya sendiri dari Prodi Pendidikan Musik. Awalnya saya tidak percaya,
tetapi inilah hadiah yang Tuhan berikan dan hasil usaha saya hingga di semester
6 sekarang ini, kata Eva. Untuk meraih IPK tertinggi tersebut, Eva memiliki
metode belajar tersendiri. Eva mengaku, metode yang dia pakai adalah berusaha
aktif di dalam kelas, memberikan pertanyaan jika ada yang tidak dimengerti dan
semangat berusaha yang tinggi.
Peraih IPK
tertinggi lainnya, Regina Kelen dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris mengaku
bangga karena telah meraih IPK tertinggi, karena itu juga adalah salah satu
ambisinya sebagai mahasiswa. Saya bangga sekali dengan prestasi ini karena
memang saya sangat berambisi untuk dapat meraih IPK tertinggi. Bagi saya, IPK
tertinggi bukan hanya tentang angka, melainkan juga sebagai tanggung jawab saya
sebagai mahasiswa selama kuliah, kata Regina. Regina mengakui bahwa dirinya meraih
IPK tertinggi dengan usaha dan kerja keras. Secara pribadi, saya memaknainya
sebagai pencapaian, apalagi dicapai dengan effort yang besar. IPK itu
pun menggambarkan seberapa serius saya berjuang (belajar) di bidang yang saya
tekuni, ungkap Regina penuh yakin.
Menariknya,
Regina telah menjadikan pengalaman belajar di Amerika sebagai tolok ukur untuk
memotivasi dirinya terus giat belajar bahasa Inggris. Dengan pengalaman
belajar di Amerika, saya akhirnya merasa amat mudah untuk meningkatkan kemampuan
speaking dan bisa mengerti seluruh materi yang saya peroleh saat kuliah,
pungkas Regina yang adalah juga sebagai Ketua Senat Mahasiswa Unwira periode
2021/2022.
Regina memiliki
pesan menarik untuk dirinya sendiri dan teman-teman. Regina menegaskan, dia
akan terus berusaha untuk mempertahankan IPK yang ada sebagai bentuk tanggung
jawab untuk terus maju dan berkembang. Untuk teman-teman, Regina berpesan agar
terus belajar dan bisa lulus dengan IPK tinggi dan membanggakan, dan harus diraih
dengan usaha yang besar.
Sementara itu,
Yuni Teto, peraih IPK tertinggi dari Prodi Pendidikan Matematika mengaku kaget
dengan pencapaiannya itu. Awalnya saya kaget karena bisa meraih prestasi
tersebut, tetapi saya jjuga merasa senang karena segala jeri payah dan usaha
saya dalam proses perkuliahan dapat membuahkan hasil yang baik dan memuaskan,
kata Yuni. Ada pun metode belajar Yuni selama ini adalah rajin mengikuti kuliah,
fokus saat kuliah, disiplin dalam mengerjakan tugas dan membuat catatan-catatan
penting supaya mudah diingat.
Sebagaimana teman-teman
lain, Yuni juga memiliki pesan menarik untuk diri sendiri dan teman-teman. Mari,
kita tetap semangat membangun diri, kerjakan pekerjaan kita semaksimal mungkin
karena hasil yang kita peroleh akan sesuai dengan usaha dan kerja keras kita
dan jangan lupa minta penyertaan Tuhan dalam segala hal yang kita kerjakan,
pesan Yuni.
Selamat dan
profisiat bagi ke-20 mahasiswa berprestasi IPK Tertinggi kebanggaan 20 Program
Studi Universitas Katolik Widya Mandira. Terus giat belajar, jangan cepat puas.
Jadikan prestasi yang diraih sekarang sebagai awal yang baik untuk menyusun
strategi yang lebih baik lagi untuk meraih semakin banyak prestasi di masa
depan. Selamat berjuang.